Jumat, 08 Agustus 2008

JENIS-JENIS PENELITIAN


Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek :

1. Aspek tujuan

Penelitian dari aspek tujuan ada dua macam yaitu :

a. Penelitian dasar atau penelitian murni

Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Penelitian dasar dikerjakan tanpa memikirkan pada pemanfaatan hasil penelitian tersebut untuk manusia masyarakat.

Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian-pengertian tentang alam serta hokum-hukumnya. Pengetahuan ini merupakan alat untuk memecahkan masalah-masalah praktika, walaupunia tidak memberikan jawaban yang menyeluruh untuk masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah yang akan menjawabmasalah-masalah praktis tersebut.

Charters (1920) menyatakan bahwa penelitian dasar terdiri atas hainya pemilihan sebuah masalah khas dari sumber mana saja, dan secara hati-hati memecahkan masalah tersebut tanpa memikirkan kehendak sosial atau ekonomi ataupun masyarakat. Contoh penelitian murni misalnya penelitian tentang gene,tentang nucleus, dan sebagainya.

b. Penelitian terapan

Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada.

Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluwarsa.

Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya.

2. Aspek metode

Beberapa macam bentuk penelitian dari aspek metode adalah :

a. Penelitian deskriptif

Klasifikasi yang pertama sering ditemui dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian praeksperimen. Karena dalam penelitian ini mereka melakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.

Penelitian deskriptrif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian.

b. Penelitian sejarah

Penelitian ini juga dilihat sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan penggambaran secara komprehensif tentang objek atau subjek penelitian. Yang membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang terlibat dan tokh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan erat dengan peristiwa yang diteliti. Tujuan dari kegiatan tersebut ialah untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti. Di negara berkembang termasuk di Indonesia ini,penelitian sejarah belum menjadi perhatian yang serius oleh para ahli dibidangnya. Oleh karena itu, tidak aneh jika terjadi penyimpangan terhadap objektivitas yang dapat berakibat seperti berikut :

1) Peristiwa besar dalam kehidupan masyarakat yang diambil dengan metodologi penelitian yang valid masih kurang.

2) Peristiwa biasa menjadi legendaris dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

3) Banyak digunakan oleh para penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan melanggengkan kekuasaannya.

c. Penelitian survei

Penelitian ini sering disebut sebagai penelitian normatif atau penelitian status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa varibel. Para penelitian pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi yang luas sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Hasil yang dari penelitian survey juga dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan seperti berikut:

1) Penelitian inji dapat digunakan sebagai bentuk awal penelitian yang direncanakan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.

2) Dengan penelitian survey, para peneliti dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.

3) Dengan penelitian ini, mereka juga dapat melakukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan kemudian

d. Penelitian ex-postfakto

Penelitian ini disebut penelitian ex-postfakto karena para peneliti berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti. Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikat sudah dinyatakan secara eksplisit, untuk kemudian dihubungkan sebagai penelitian korelasi atau diprediksi jika variabel bebas mempunyai pengaruh tertentu pada variabel terikat. Sedangkan untuk mencari hubungan maupun prediksi, seorang peneliti sudah dianjurkan menggunakan hipotesis sebagai petunjuk dalam pemecahan permasalahan penelitian.

e. Penelitian eksperimen

Penelitian ekperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang ada. Karena dalam penelitian eksperimen para peneliti melakukan tiga persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu grup treatment atau yang memperoleh perlakuan dan grup control yang tidak memperoleh perlakuan. Penelitian eksperimen karene peneliti sudah melkukan kegiatan mengontrol meke hasil penelitian dapat menentukan hubungan kausal atau sebab dan akibat. Penelitian eksperimen juga diharuskan menggunakan hipotesis dan melalui pengamatan, peneliti menguji hipotesis tersebut dalam kondisi eksperimen, yaitu kondisi yang sudah dimanipulasi sedemikian rupa (laboratorium), sehingga tidak ada kontaminasi diantara variabel yang diteliti. Bidang kedokteran, pertanian, psikologi dan bidang teknik adalah diantara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang banyak menggunakan penelitian eksperimen.

f. Penelitian kuasi eksperimen

Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan dibidang il mu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia, dimana mereka tidak boleh dibedakan antara satu de ngan yang lain seperti mendapat perlakuan karena berstatus sebagai grup control. Pada penelitian kuasi eksperimen peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa memmbedakan antara control dan grup secara nyata dengan tetap mengacu pada bentuk alami yang sudah ada.

3. Aspek kajian / garapan

Bentuk penelitian dari aspek kajian atau garapan adalah :

a. Penelitian kependidikan

Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar masalah pendidikan, baik mencakup factor internal pendidikan termasuk: komponen guru, siswa, kurikulum sistem pengajaran, manajemen pendidikan, dan hubungan lembaga denngan masyarakat. Disamping itu, penelitian juga mencakup factor-faktor eksternal seperti krbijakan pemerintah terhadap lembaga pendidikan, pengaruh gaya hidup elit politik terhadap prospek pendidikan, pengaruh kehidupan social dan ekonomi terhadap pendidikan generasi muda.

b. Penelitian non-kependidikan

Penelitian non-kependidikan ini mempunya cakupan yang luas sekali seluas bidang keahlian dan variasi dari para pembaca. Contoh penelitian non-kependidikan adalah penelitian social, ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, sejarah, antropologi, pertanian, teknologi, penelitian agama dan peradaban masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hppt://www.ardhana12.wordpress.com20080208penelitian-eksperimen-satu-metode-dalam-ptk.htm (February 8, 2008)

Margono, S. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukardi. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Zariah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bumi Aksara.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Kamis, 07 Agustus 2008

ANGGARAN DASAR (AD)


MALAY RESEARCH FOUNDATION

(MRF)



BAB I

NAMA, WAKTU, SIFAT DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PASAL 1

N A M A

Nama Organisasi ini adalah MALAY RESEARCH FOUNDATION yang selanjutnya disingkat MRF.

PASAL 2

W A K T U

MRF didirikan pada rapat pertama dewan pendiri dan dewan perintis yang dilaksanakan pada tanggal 01 januari 2006

PASAL 3

SIFAT DAN BENTUK

MRF adalah organisasi Riset dan pusat data yang bersifat terbuka

PASAL 4

TEMPAT KEDUDUKAN

Tempat kedudukan pusat dari MRF berada di kota Pekanbaru Ibukota Propinsi Riau

BAB II

AZAS DAN TUJUAN

PASAL 5

A Z A S

MRF BERAZASKAN ISLAM

PASAL 6

T U J U A N

MRF bertujuan sebagai lembaga penelitian, kajian, riset, pusat data, yang berhubungan dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi serta pegembangannya. kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik, pertahanan-keamanan bersifat lokal, regional dan internasional.

BAB III

STRUKTUR

PASAL 7

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur Organisasi MRF :

  1. Organ tertinggi pembuat keputusan adalah rapat gabungan dewan pendiri dan dewan perintis.
  2. Pembuat keputusan tertinggi setelah rapat dewan pendiri dan dewan perintis adalah rapat direksi
  3. Setelah itu rapat Manager Divisi
  4. Pelaksana keputusan adalah direksi, staff ahli dan anggota biasa.

BAB IV

RAPAT-RAPAT

PASAL 8

Pengambilan keputusan kerja harian untuk menghadapi masalah-masalah di dalam organisasi, ada beberapa rapat :

1. Rapat Gabungan Dewan Perintis dan Pendiri

2. Rapat Direksi

3. Rapat Divisi

BAB V

K E A N G O T A A N

PASAL 9

K E A N G G O T A A N

Anggota MRF adalah :

1. Dewan Perintis

2. Dewan Pendiri

3. Dewan Direksi

4. Staff Ahli

5. Anggota Biasa

PASAL 10

HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Setiap anggota memiliki hak dan kewajiban yang berbeda sesuai dengan jenjang keanggotaannya.

BAB VI

DISIPLIN ANGGOTA

PASAL 11

S A N K S I

Sanksi yang diberikan pada setiap anggota, yang melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta disiplin organisasi, berupa:

  1. Teguran lisan.
  2. Teguran tertulis.
  3. Skorsing dan kehilangan haknya sebagai anggota dan harus tetap menjalankan kewajibannya.
  4. Dipecat dari keanggotaan MRF

PASAL 12

PELAKSANAAN SANKSI

Sanksi dilakukan atas dasar penilaian yang benar dan adil melalui rapat gabungan dewan perintis dan dewan pendiri.

PASAL 13

HAK PEMBELAAN DIRI

  1. Anggota yang menerima sanksi berhak melakukan pembelaan diri di depan Rapat Gabungan Dewan Perintis dan Dewan Pendiri.
  2. Jika pembelaan diri diterima maka rehabilitasi harus diberikan.

BAB VII

A T R I B U T

PASAL 14

B E N D E R A

(tentang bendera)

PASAL 15

LAMBANG

(tentang lambang)

BAB VIII

KEUANGAN

PASAL 16

Sumber keuangan MRF didapat dari:

1. Iuran anggota.

2. Donasi yang tidak mengikat dari simpatisan.

3. Kerjasama sosial ekonomi.

4. Badan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip organisasi.

PASAL 17

Untuk menjaga keamanan maka dana dapat disimpan di bank atas nama MRF.

BAB IX

ATURAN TAMBAHAN DAN PERALIHAN

PASAL 18

  1. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
  2. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.

PASAL 19

Perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan oleh Rapat Gabungan Dewan Perintis dan Dewan Pendiri.